23/01/14

Tongkat Perindu Surga

Matahari sudahlelah menampakkan sinarnya,  kini saatnyaia beristirahat dan mulai berpamitan pada semua penduduk bumi, perlahan-lahansinar sang surya tenggelam dan muncullah mega merah yang mulai merekahmenunjukkan waktu maghrib akan segera tiba.

“Allahu akbarAllahu Akbar”, suara panggilan penduduk surga mulai berkumandang, menggetarkanhati orang-orang yang merindukan surga yang dipenuhi rasa cinta kepada sangpencipta. Mereka segera bangkit menuju masjid terdekat, mengambil wudhu danbersiap-siap untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Sore ini kulihatpemandangan yang berbeda dari biasanya, didepan pintu gerbang masjid adaseorang laki-laki tua yang sudah berumur, rambutnya beruban dan jalannya sudahtidak tegak lagi, dia memakai tongkat di tangan kanannya guna membantujalannya. Kulihat dia begitu kesusahan untuk menaiki tangga, ku ulurkantanganku untuk membantunya berjalan dan mempermudah ia menaiki tangga, tapilaki-laki itu menolak, dia berkata : “pergilah engkau dan bergegaslah untuksholat, jangan hiraukan aku disini, aku hanya minta doamu agar aku cepat sembuhdari penyakitku ini”. Saat itu aku terdiam sejenak memperhatikan dan  memikirkan kata-kata lelaki ini, dalam dirikuberkata : “untuk berjalan pun ia tak mampu dan masih memerlukan tongkat,apalagi menaiki tangga yang cukup tinggi itu, dan ia menolak bantuanku untukmempermudah langkahnya menaiki tangga”. Aku segera mengambil wudhu dan bergegasmengisi barisan yang masih kosong.


Sholat maghribpun telah usai dilaksanakan, para jamaah pun satu persatu meninggalkan masjid,kulihat si lelaki tadi berada di ujung baris belakang, kuperhatikan ia masihmelakukan sholat sunnah beberapa rokaat dengan kondisi yang seperti itu. Masjidpun mulai sepi, hanya tinggal beberapa orang saja , lelaki itu tetap padasholatnya. Saat itu aku sadar kalau Allah sedang memberi pelajaran kepadakulewat laki-laki ini, dengan kondisi yang sangat lemah untuk berjalan ia punmasih terus giat dan semangat untuk mengabdi kepada Tuhannya, ia tidakmemperdulikan kondisi dirinya sendiri, yang terpenting hanyalah ia bisamenegakkan sholat berjamaah di masjid, padahal ia bisa saja sholat di rumah.Inilah bukti nyata kecintaaan seorang hamba kepada tuhannya, dengan hati yangdipenuhi keimanan secara utuh dan meyeluruh , mendarah daging pada dirinya,membuat dirinya kuat berjalan demi menegakkan perintah tuhannya.

Sadarkah kitaseberapa jauhnya diri kita selama ini dari Allah, padahal Allah selalumengawasi, melihat , dan memperhatikan semua aktifitas kita. Seringkali kitamendahulukan kepentingan pribadi dibanding urusan kepada Allah, ingatlah bahwasemua hal yang ada pada diri kita semuanya milik Allah, dan Allah bisamengambilnya kapan saja kalau Ia mau. Ingatlah pada kematian yang bisa datangkapan saja tanpa di duga-duga, dan hari pembalasan yang sudah dipersiapkanAllah untuk mengadili semua perbuatan kita di dunia ini.  Rasulullah SAW pun telah berpesan pada kita,

عن ابن عباس رضى الله عنه قال : قال رسولالله –ص- لرجل وهو يعده ، اغتنم خمسا قبل خمس :
-         شبابك قبل هرمك
-         و صحتك قبل سقمك
-         و غناك قبل فقرك
-         و فراغك قبل شغلك
-         و حياتك قبل موتك

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.A : RasulullahSAW bersabda kepada seorang lelaki dan beliau memberi nasihat pada laki-lakitersebut, ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara :

-      Masa mudamu sebelum datang masa tuamu
-      Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu
-      Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu
-      Waktu senggangmu sebelum datang waktu sibukmu
-      Dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu

Begitu lembutnya Allah mengingatkan kita untukkembali ke jalan lurusNYA, melalui sesosok lelaki tua yang gemar beribadahsholat berjamaah di masjid, meskipun dengan tongkat yang ia harus bersusah payahuntuk sampai ke masjid. Lalu dimanakah diri kita selama ini ketika Allahmemanggil kita , mengundang kita untuk bertamu ke rumahNYA ? apakah kita segerabergegas memenuhi panggilanNYA ataukah sibuk dengan urusan kita masing-masing ?

HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL , terima kasih YaAllah.
(Dzulfikar)
                                                                               
                                                                                                Kairo.19 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar