Matahari
sudahlelah menampakkan sinarnya, kini saatnyaia beristirahat dan mulai
berpamitan pada semua penduduk bumi, perlahan-lahansinar sang surya tenggelam
dan muncullah mega merah yang mulai merekahmenunjukkan waktu maghrib akan
segera tiba.
“Allahu
akbarAllahu Akbar”, suara panggilan penduduk surga mulai berkumandang,
menggetarkanhati orang-orang yang merindukan surga yang dipenuhi rasa cinta
kepada sangpencipta. Mereka segera bangkit menuju masjid terdekat, mengambil
wudhu danbersiap-siap untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Sore ini kulihatpemandangan
yang berbeda dari biasanya, didepan pintu gerbang masjid adaseorang laki-laki
tua yang sudah berumur, rambutnya beruban dan jalannya sudahtidak tegak lagi,
dia memakai tongkat di tangan kanannya guna membantujalannya. Kulihat dia
begitu kesusahan untuk menaiki tangga, ku ulurkantanganku untuk membantunya
berjalan dan mempermudah ia menaiki tangga, tapilaki-laki itu menolak, dia
berkata : “pergilah engkau dan bergegaslah untuksholat, jangan hiraukan aku
disini, aku hanya minta doamu agar aku cepat sembuhdari penyakitku ini”. Saat
itu aku terdiam sejenak memperhatikan dan memikirkan kata-kata lelaki
ini, dalam dirikuberkata : “untuk berjalan pun ia tak mampu dan masih
memerlukan tongkat,apalagi menaiki tangga yang cukup tinggi itu, dan ia menolak
bantuanku untukmempermudah langkahnya menaiki tangga”. Aku segera mengambil
wudhu dan bergegasmengisi barisan yang masih kosong.
Sholat
maghribpun telah usai dilaksanakan, para jamaah pun satu persatu meninggalkan
masjid,kulihat si lelaki tadi berada di ujung baris belakang, kuperhatikan ia
masihmelakukan sholat sunnah beberapa rokaat dengan kondisi yang seperti itu.
Masjidpun mulai sepi, hanya tinggal beberapa orang saja , lelaki itu tetap
padasholatnya. Saat itu aku sadar kalau Allah sedang memberi pelajaran
kepadakulewat laki-laki ini, dengan kondisi yang sangat lemah untuk berjalan ia
punmasih terus giat dan semangat untuk mengabdi kepada Tuhannya, ia
tidakmemperdulikan kondisi dirinya sendiri, yang terpenting hanyalah ia
bisamenegakkan sholat berjamaah di masjid, padahal ia bisa saja sholat di
rumah.Inilah bukti nyata kecintaaan seorang hamba kepada tuhannya, dengan hati
yangdipenuhi keimanan secara utuh dan meyeluruh , mendarah daging pada
dirinya,membuat dirinya kuat berjalan demi menegakkan perintah tuhannya.
Sadarkah
kitaseberapa jauhnya diri kita selama ini dari Allah, padahal Allah
selalumengawasi, melihat , dan memperhatikan semua aktifitas kita. Seringkali
kitamendahulukan kepentingan pribadi dibanding urusan kepada Allah, ingatlah
bahwasemua hal yang ada pada diri kita semuanya milik Allah, dan Allah
bisamengambilnya kapan saja kalau Ia mau. Ingatlah pada kematian yang bisa
datangkapan saja tanpa di duga-duga, dan hari pembalasan yang sudah
dipersiapkanAllah untuk mengadili semua perbuatan kita di dunia ini.
Rasulullah SAW pun telah berpesan pada kita,
عن ابن عباس رضى الله عنه قال : قال
رسولالله –ص- لرجل وهو يعده ، اغتنم خمسا قبل خمس :
- شبابك قبل هرمك
- و صحتك قبل سقمك
- و غناك قبل فقرك
- و فراغك قبل شغلك
- و حياتك قبل موتك
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas R.A : RasulullahSAW bersabda kepada seorang lelaki dan beliau
memberi nasihat pada laki-lakitersebut, ingatlah lima perkara sebelum datang
lima perkara :
- Masa
mudamu sebelum datang masa tuamu
- Masa
sehatmu sebelum datang masa sakitmu
- Masa
kayamu sebelum datang masa miskinmu
- Waktu
senggangmu sebelum datang waktu sibukmu
- Dan
masa hidupmu sebelum datang kematianmu
Begitu
lembutnya Allah mengingatkan kita untukkembali ke jalan lurusNYA, melalui
sesosok lelaki tua yang gemar beribadahsholat berjamaah di masjid, meskipun
dengan tongkat yang ia harus bersusah payahuntuk sampai ke masjid. Lalu
dimanakah diri kita selama ini ketika Allahmemanggil kita , mengundang kita
untuk bertamu ke rumahNYA ? apakah kita segerabergegas memenuhi panggilanNYA
ataukah sibuk dengan urusan kita masing-masing ?
HASBUNALLAH
WA NI’MAL WAKIL , terima kasih YaAllah.
(Dzulfikar)
Kairo.19 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar