31/01/14

Dzuriyah Syech Tijani Fez

siang itu aku berjalan tak tentu arah atau biasa di sebut mbambong, menjelang dzuhur aku berziarah ke salah satu makam auliya' (syech 'arobi bin sayyikh) yang berada di kota itu sambil menunggu tiba waktu sholat, saat memasuki makam ada seseorang bertanya padaku "apakah kamu muslim ?", dengan tegas saya jawab "saya muslim sunni tulen sejak lahir", tak puas dengan jawaban itu, dia menyuruhku untuk mengucap syahadatain, dengan penuh kesabaran aku ucapkan di sebelah telinganya dengan fasih, lalu dia bertanya kebangsaanku, kujawab dengan lantang "saya indonesia", dia menyahut "indoenesia ialah negara dengan penduduk muslim terbesar dan orangnya sangat ramah-ramah serta sopan santun berakhlaqul karimah, 'barakallahufik' " kemudian dia senyum dan mempersilahkan untuk masuk ; "mungkin dia agak ragu dengan keislamanku, karena aku berpenampilan urakan dengan rambut panjang tak tertata dan bau asap rokok yang selalu menempel di pakaian, tak jarang juga mereka mengiraku sebagai orang Jepang, Korea, China,
Afghanistan, Iran, Malaysia, hanya sedikit yang bilang INDONESIA, mungkin mereka minim pengetahuan untuk membedakan orang asia karena jarak yang terbentang jauh", lalu aku duduk bersilah di samping makam beliau dan membaca tahlil khas NU dengan lirih, setelah tahlil selesai kubaca, adzan berkumandang.
langsung saja aku menuju masjid di samping makam yang di batasi dengan tirai dan papan-papan triplex, orang tua-tua berbondong-bondong masuk memenuhi shof, kulihat tak ada pemuda melainkan aku dan seorang yang dari tadi duduk-duduk sambil bertasbih di belakang (tak beda jauh dengan masjid di negriku), setelah sholat selesai seluruh yang ada di dalam masjid membaca do'a bersama, kemudian bersalaman satu persatu dengan imam, di sela-sela bergantian untuk bersalaman, kulihat pemuda itu di cium tangannya oleh imam masjid dan membuatku bertanya-tanya, siapakah pemuda itu ?, karena yang ku tau imam masjid di maghriby semua di tunjuk oleh raja, dimana mereka ahli ilmu agama dan hafal qur'an, lalu kulihat terus pemuda itu yang berjalan kembali ke tempatnya tadi, dia pun juga meliahatiku.
orang-orang yang berada di dalam masjid satu persatu menuju sang pemuda, dan tetap saja pemuda itu juga melihatiku, kemudian aku bersalaman kepada imam masjid, setelah bersalaman seorang paruh baya menghampiriku dan bilang padaku "kamu di panggil syarif", aku menganggukinya.
sebelum menghampiri pemuda itu, aku terlebih dahulu bertanya kepada imam masjid "yaa syech, siapakah pemuda itu ?", "dia adalah cucu dari pada syech tijaniy, dia juga seorang tahfidzul qur'an, pergilah kepada syarif !!!" sahut imam masjid, (syech tijaniy adalah waliyullah/seorang sufi/dzuriyah rasulullah juga yang mana makamnya berada di kota sufi fez, beliau pula pendiri toriqoh tijaniyah, namanya sangatlah masyhur dan banyak pula masyarakat indonesia yang mengikuti toriqoh beliau), dengan gemetar aku menghampiri beliau (yang disebut-sebut sayrif).
di depan beliau aku memasang wajah dengan senyum dan sengaja aku tak mengucapkan salam, agar beliau mengucapkan salam, karena ingin sekali aku di do'akan oleh orang alim juga keturunan sang baginda rasulullah,,, dengan senyum pula beliau mengucapakan salam dan aku menjawabnya seraya mencium tangannya.
lalu kita memulai percakapan,
syarif : "apakah kamu dari indonesia"
aku : "iya aku dari indonesia, perkenalkan aku muhammad tanzil furqon, siapa namamu ?"
syarif : "aku syarif madi"
aku : "apakah kamu dzuriyah dari pada syech tijani ?"
syarif : "iya, aku adalah cucu kelima, dulu aku pernah melihatmu saat kamu berziarah ke makam kakekku" dan beliau meneruskan "yang kudengar di indonesia sekarang semakin banyak jama'ah toriqoh tijani",
(dalam hatiku berkata sangatlah kuat ingatan beliau, padahal aku sendiri saja tak tau ataupun lupa)
aku hanya tersenyum karena tak banyak tau, lalu aku ingin mengambil jaket lusuh dan tasku yang kutaruh, tapi beliau berkata "nanti dulu, aku ingin mendo'akanmu yang mana insyaALLAh akan manfaat", kemudian orang-orang yang berada di dalam masjid itu segera merapat agar juga mendapat cipratan berkah do'anya, selesai berdo'a aku berbisik kepada beliau, bahawasanya aku ingin beliau mendo'akan khusus untukku setelah itu untuk orang tua, keluarga, guru, sahabat, dan juga teman-temanku.
kemudian beliau menyuruhku untuk duduk di depanku seraya melantunkan do'a, selepas berdoa beliau mencium kepalaku dan aku pun balik mencium kepalanya, lalu aku berpamitan pulang, ku ambil jaket, tas, dan sepatuku, sebelum keluar aku bersalaman dengan beliau dan di sambut dengan pelukan. wahh, sepertinya wajah ini terlihat penuh dengan dosa, sampai beliau pun ingin mendo'akanku tanpa kuminta... hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar