Jumat,
22 Maret 2013, saat membuka mata dan menatap keluar dari bilik jendela, langit
terlihat mendung, kabut debu berkeliaran meremangkan pandangan. Hari Jumat ini
hampir sama dengan hari Jumat dua minggu lalu. Barangkali lantaran pergantian
musim dari musim dingin hendak ke musim panas. Ah, itu hal yang lumrah. Tapi
sepertinya suasana hatiku tak jauh beda dengan keadaan kota Kairo hari ini.
Mungkin juga suasana hatimu, Kawan.
Semenjak
kemarin malam, tatkala usai mengaji kitab “Sahih Bukhari” aku tak ingin
menyunggingkan bibirku. Ya, Syeikh Yusri Rosydi sesaat setelah menutup
pelajaran dengan doa, beliau mengumumkan bahwa salah satu stasiun televisi
Suriah mengabarkan; telah terjadi bom bunuh diri di masjid Al-Iman-Damaskus,
Suriah dan telah syahid di dalamnya Imam Prof. Dr. Sa’id Ramadlan Al-Bouty. Rupanya
kemarin malam beliau mengajar kitab Tasawwuf paling fenomenal “Risalah
Al-Qusyairiyyah” dan di tengah-tengah mengajar itulah bom meledak dan membawa
beliau menghadap Sang Khalik.
Hatiku
tergetar begitu mendengar keterangan itu dari Syeikh Yusri, lantaran tak
percaya aku maju dan membaca langsung tulisan di kertas yang beliau baca tadi.
Ternyata benar, dadaku semakin terasa penuh dan terkekang, lidahku kelu,
seluruh badan amat kaku sembari hati menderu, “Tuhan secepat inikah Kau ambil
kekasih-Mu yang masih amat kami butuhkan.”
Setelah
pulang ke asrama, aku bingung hendak mencari informasi kemana. Aku masih
berharap berita itu hanya kesengajaan media untuk mencuatkan berita tentang
Suriah. Tapi, aku dan teman se-kamarku tak bisa berkata-kata ketika membaca
berita kesyahidan beliau di internet. Lemaslah tubuh kami. Apalagi teman
se-kamarku yang hampir tiap hari ia menonton video Syeikh Sa’id Ramadlan
Al-Bouty dalam pelajaran Al-Hikam. Memang beliaulah satu-satunya ulama yang
mensyarah kitab Imam Ibnu Athoillah itu menjadi 4 jilid tebal.
Syeikh
Bouty, begitulah nama beliau buming di seluruh telinga mahasiswa Timur Tengah.
Meski aku belum pernah menatap wajah beliau yang penuh cahaya keimanan, aku
tetap salut dan takjub dengan beliau. Beliau sangat produktif menulis dan
melahirkan sebuah karangan. Terlebih beliau juga pernah menimba ilmu di
Universitas Al-Azhar. Pernah dulu saat Syeikh Ali Jum’ah –mantan Mufti Mesir-
memberi wejangan pelajaran di masjid Al-Azhar, beliau berkata, “Menurut
pandangan saya ada dua ulama pada zaman ini yang sudah pantas
disebut Al-Mujtahid, yaitu Syeikh Sa’id Ramadlan Al-Bouty dan Syeikh Yusuf
Al-Qordlowi”. Begitu agungnya kedudukan Syeikh Bouty, hingga disebut sebagai
ulama yang sampai taraf Al-Mujtahid.
Sayang
beribu sayang, aku tak pernah duduk satu majelis dengan beliau, bahkan kitab
karangan-karangan beliau pun hanya satu aku punya, Fiqhus As-Sirah
An-Nabawiyyah. Meski hanya satu, aku hampir tiap minggu membuka dan mencari
resensi dengan kitab karangan beliau itu untuk menguraikan sejarah Nabi di
salah satu grup facebook yang aku buat.
Tahun
lalu, ketika salah satu ulama sepuh Suriah, Syeikh Nuruddin Itr, mengajar
ulumul hadis dan qur’an di masjid Al-Azhar, aku amat mendamba setelah itu
Syeikh Bouthy yang datang dan mengajar kami di masjid Al-Azhar. Namun hari
berganti hari, beliau tak kunjung datang dan impianku benar-benar tak tercapai
saat teman-teman meyakinkanku bahwa kemarin malam beliau syahid saat mengajar.
Entah,
aku juga tak tahu siapa yang meledakkan bom bunuh diri itu, dari golongan mana
dia dan apa motif dibalik itu. Ya, terlepas dari semua itu, inilah takdir Tuhan
yang amat pahit yang harus kita kecap sebagai pecinta ilmu. Di satu sisi,
beliau terlalu cepat meninggalkan kita. Namun di sisi lain, beliau
menghembuskan nafas terakhirnya di tengah-tengah majelis ilmu. Inilah bukti,
bahwa beliau amat cinta terhadap ilmu dan sangat senang dan ikhlas menghambakan
dirinya kepada Allah melalui ilmu.
Rahimakallahu
Ya Imamana Ya Syeikhana, Semoga kucuran rahmat dan kasih sayang Allah yang
telah dialirkan kepada engkau juga memercik kepada kita lewat ilmu dan
karangan-karanganmu, wahai Tuan Guru. Selamat tersenyum bertemu dengan Dzat
yang selama ini kau hambakan dirimu kepada-Nya.
Kairo, 22 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar